Saat saya diminta untuk mengisi daftar payung penelitian fakultas ilmu pendidikan (FIP), saya menjadi semakin sadar bahwa ada yang salah dalam struktur kajian ilmu pendidikan. Penjurusan yang terdapat pada FIP menyebabkan obyek kajian disiplin ilmu pendidikan tidak fokus, dan itu artinya tidak cukup efektif dan efisien sebagai ilmu dalam mendorong fungsionalilsasi sistem pendidikan di tanah air.
Hanya Bisa galau
Di FIP saat ini terdapat sejumlah jurusan yang kajian akademiknya tumpang tindih. Sebut saja misalnya jurusan Teknologi Pendidikan (TEP), Administrasi Pendidikan (AP), Bimbingan Konseling (BK), dan Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Akibatnya, terjadi semacam saling berebut lahan kajian antar jurusan, dan ini amat terasa ketika akan mengisi daftar payung penelitian.
Inipun yang sesungguhnya menyebabkan kekacauan besar di lapangan ketika dilakukan pembagian kerja terkait bidang pendidikan. Prinsip “orang yang tepat pada posisi yang tepat” menjadi sulit diterapkan, karena deskripsi orang yang tepat berada di wilayah abu-abu. Orang yang tepat di bidang pendidikan sulit ditemukan di mana-mana, tetapi siapa saja yang mengaku diri sebagai orang pendidikan bisa berkiprah ke mana-mana. Barangkali kontroversi tajam sekitar kurikulum 2013 pun mendapatkan tambahan amunisi dari kekacauan ini.
Ilmu pendidikan sendiri sesungguhnya adalah ilmu terapan. Artinya, disiplin ilmu ini dibangun dari hasil kajian disiplin ilmu lain, seperti psikologi, sosiologi, antropologi, komunikasi, managemen, ekonomi, teknik informatika, bahkan juga theology. Akibat logisnya, sejumlah akedemisi FIP mengambil pendidikan lanjutan ilmu murni di luar FIP, misalnya sosiogi, antropologi, managemen, psikologi, dan sejenisnya. Namun di sisi lain, pada ranah aplikasi teori pendidikan, semua orang yang pernah bersentuhan secara signifikan dengan tugas mendidik dapat merasa paling tahu dan paling benar berbicara tentang pendidikan. Sementara pengelola FIP sebagai pihak pemilik murni lahan kajian ilmu pendidikan ada yang hanya bisa galau, karena tidak memiliki kompetensi akademik yang memadai untuk menjelaskan berbagai fenomena pendidikan. Rupanya inilah yang sedang terjadi di dunia pendidikan nasional saat ini.
Usulan Awal
Restrukturisasi terhadap kapling akademik ilmu pendidikan yang sudah berjalan puluhan tahun bukanlah pekerjaan mudah dan murah. Namun kalau kita menginginkan agar disiplin ilmu pendidikkan mengambil peran efektif dan efisien dalam ikut membangun pendidikan negeri ini, restrukturisasi tersebut sudah harus dimulai secara mendasar dan menyeluruh saat ini. Para penanggungjawab ilmu pendidikan di negeri ini perlu duduk semeja untuk mengkaji dengan pikiran dan hati bersih, tanpa sentimen jurusan, tentang akan dibawa ke arah mana obyek akademik FIP.
Sebagai usulan awal, kesepakatan dapat dimulai dari pandangan tentang pendidikan sebagai sistem. Sebagai sistem, pendidikan terdiri atas komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), isi pendidikan (kurikulum), cara mendidik (strategi), dan evaluasi pendidikan. Di manapun pendidikan berlangsung, entah di lembaga pendidikan informal, formal, maupun nonformal, itulah komponennnya. Bila ini bisa disepakati, maka agar memilki fokus kajian sebagai disiplin ilmu, lebih tepat bila obyek kajian ilmu pendidikan berangkat dan berpayung pada komponen-komponen pendidikan tersebut. Bila usulan awal ini dapat diterima, maka kajian selanjutnya adalah membuat kapling-kapling akademik yang relevan dengan kebutuhan lapangan, tanpa melepaskan diri dari payung besar tersebut. Untuk itu, pengelola FIP mesti mengkaji ulang keberadaan jurusannya, kemudian berlapang dada dan bersedia mengganti baju maupun isi jurusannya, bila hasil kajian bersama menghendaki demikian. Bagaimanakah sebaiknya wujud kapling-kapling akademik ilmu pendidikan yang lebih fungsional bagi perbaikan pendidikan nasional? Mari kita duduk semeja untuk membahasnya.
“Manata Ulang Fakultas Ilmu Pendidikan” oleh Anselmus JE Toenlioe, dipublikasikan pada 30 Mei 2013 di tep.ac.id. Tersedia di: http://tep.ac.id/menata-ulang-fakultas-ilmu-pendidikan.html under CC BY-ND License. Artikel ini merupakan bagian dari Proyek Wayback Edtech.